Rabu, 17 Maret 2010

kehidupan

“Dunia ini tak adil” itulah kata yang sering membuat hatiku goyah. Berkali-kali aku sering berpikiran bahwa Tuhan berbuat tidak adil kepadaku. Tapi didalam hati kecilku juga mengatakan bahwa Tuhan telah mengatur hidup setiap manusia dengan seadil-adilnya. Tapi rasa ketidak adilan itu masih tetap muncul kapanpun juga didalam diriku.
Setiap kali kutatap orang-orang yang hidup dalam kemewahan seperti rumah yang nyaman dan bagus, fasilitas yang lengkap, hubungan harmonis dalam keluarga, serta kebutuhan yang selalu berlebihan. Hal itu membuat imanku goyah, aku seperti menyesal bahwa aku dilahirkan didunia ini dengan keadaanku sekarang ini.
Aku yakin kalau setiap manusia pasti punya kekurangan, kesenangan, dan dearita, bahkan orang kaya sekalipun kecuali orang-orang yang telah diberi anugerah oleh ALLAH. Tetapi kita harus sebisa mungkin mengubah kelemahan itu menjadi sebuah kelebihan, meskipun itu sangat sulit untuk dilakukan.
Aku bukanlah satu-satunya orang yang menderita, dan aku bukanlah orang yang paling menderita. Jikalau kita menatap bahari yang luas ini, maka akan pasti kita melihat kesedihan yang amat mendalam. Banyak orang yang dilahirkan dengan kekurang seperti;
Anak-anak gelandangan, mereka mengisi hidup hanya sendiri dan selalu berjuang sendiri demi sesuap nasi. Dari pagi, siang, sore, dan malam mereka bekerja mengumpulkan rupiah untuk kebutuhan hidup. Dan mereka beristirahat diemperan-emperan toko dengan hanya beralaskan kardus-kardus bekas. Lain halnya dengan kita yang tidur dikasur yang empuk dan tidak merasakan dinginnya malam yang sesungguhnya. Mereka selalu hidup ditindas, dan parahnya lagi mereka hidup ditindas oleh orang-orang yang tertindas. Setiap hari mereka kelaparan tidak seperti kita yang bisa makan apa saja yang kita inginkan dan hidup dalam dunia kebodohan karena tidak pernah menerima pendidikan. Mereka hidup bebas dan lepas tanpa ada larangan dan aturan-aturan yang membatasi mereka, tapi sesungguhnya mereka merindukan belaian kasih sayang dari orang-orang tercinta. Jangan merasa kita selalu bersedih tatkala kita seorang yatim, piatu ataupun yatim piatu, lihatlah mereka berjuang hidup sendiri tanpa mengenal lelah.
Selain anak-anak gelandangan lain lagi dengan orang-orang yang cacat. Mereka lahir tidak sempurna dan berbeda dengan manusia pada umumnya. Mereka selalu dikucilkan dalam dunia sosial dan menjadi bahan tindasan orang-orang.betapa sakitnya hati mereka. Tapi beberapa diantaranya menjadikan sebuah kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya, hal itu sebagai pembuktian bahwa mareka pantas bergaul pada umumnya dan bukanlah sebagai bahan ejekan.
Seharusnya kita sadar tak ada manusia yang pantas menjadi bahan ejekan. Coba kita bayangkan jikalau kita menjadi mereka supaya kita bisa merasakan kejamnya dunia. Dan jangan pernah kita berpikiramg bahwa tuhan tak adil tataplah orang-orang yang lebih menderita dari kita. “TETAPLAH SEMANGAT JALANI HIDUP, APAPUN YANG TEREJADI”.

Labels : investment capital accumulation capital in classical capital in narrow capital characteristics alternative investment commercial real estate

Rabu, 17 Maret 2010

kehidupan

“Dunia ini tak adil” itulah kata yang sering membuat hatiku goyah. Berkali-kali aku sering berpikiran bahwa Tuhan berbuat tidak adil kepadaku. Tapi didalam hati kecilku juga mengatakan bahwa Tuhan telah mengatur hidup setiap manusia dengan seadil-adilnya. Tapi rasa ketidak adilan itu masih tetap muncul kapanpun juga didalam diriku.
Setiap kali kutatap orang-orang yang hidup dalam kemewahan seperti rumah yang nyaman dan bagus, fasilitas yang lengkap, hubungan harmonis dalam keluarga, serta kebutuhan yang selalu berlebihan. Hal itu membuat imanku goyah, aku seperti menyesal bahwa aku dilahirkan didunia ini dengan keadaanku sekarang ini.
Aku yakin kalau setiap manusia pasti punya kekurangan, kesenangan, dan dearita, bahkan orang kaya sekalipun kecuali orang-orang yang telah diberi anugerah oleh ALLAH. Tetapi kita harus sebisa mungkin mengubah kelemahan itu menjadi sebuah kelebihan, meskipun itu sangat sulit untuk dilakukan.
Aku bukanlah satu-satunya orang yang menderita, dan aku bukanlah orang yang paling menderita. Jikalau kita menatap bahari yang luas ini, maka akan pasti kita melihat kesedihan yang amat mendalam. Banyak orang yang dilahirkan dengan kekurang seperti;
Anak-anak gelandangan, mereka mengisi hidup hanya sendiri dan selalu berjuang sendiri demi sesuap nasi. Dari pagi, siang, sore, dan malam mereka bekerja mengumpulkan rupiah untuk kebutuhan hidup. Dan mereka beristirahat diemperan-emperan toko dengan hanya beralaskan kardus-kardus bekas. Lain halnya dengan kita yang tidur dikasur yang empuk dan tidak merasakan dinginnya malam yang sesungguhnya. Mereka selalu hidup ditindas, dan parahnya lagi mereka hidup ditindas oleh orang-orang yang tertindas. Setiap hari mereka kelaparan tidak seperti kita yang bisa makan apa saja yang kita inginkan dan hidup dalam dunia kebodohan karena tidak pernah menerima pendidikan. Mereka hidup bebas dan lepas tanpa ada larangan dan aturan-aturan yang membatasi mereka, tapi sesungguhnya mereka merindukan belaian kasih sayang dari orang-orang tercinta. Jangan merasa kita selalu bersedih tatkala kita seorang yatim, piatu ataupun yatim piatu, lihatlah mereka berjuang hidup sendiri tanpa mengenal lelah.
Selain anak-anak gelandangan lain lagi dengan orang-orang yang cacat. Mereka lahir tidak sempurna dan berbeda dengan manusia pada umumnya. Mereka selalu dikucilkan dalam dunia sosial dan menjadi bahan tindasan orang-orang.betapa sakitnya hati mereka. Tapi beberapa diantaranya menjadikan sebuah kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya, hal itu sebagai pembuktian bahwa mareka pantas bergaul pada umumnya dan bukanlah sebagai bahan ejekan.
Seharusnya kita sadar tak ada manusia yang pantas menjadi bahan ejekan. Coba kita bayangkan jikalau kita menjadi mereka supaya kita bisa merasakan kejamnya dunia. Dan jangan pernah kita berpikiramg bahwa tuhan tak adil tataplah orang-orang yang lebih menderita dari kita. “TETAPLAH SEMANGAT JALANI HIDUP, APAPUN YANG TEREJADI”.

Recent Post